Previous Post
Archives
Links
Friends
Template by
Free Blogger templates
Thursday, September 06, 2007
hari sehatku
Feels like meet an old friend of mine
A stubborn and a dreamer girl
Full of passion and ready to fight
She’s me


Kemarin adalah hari kosong yang semula saya jadwalkan untuk pergi ke tempat magang. But I was just not in the mood. So, the plan was switched to ‘write-down-the-internship-report day’. Again, plan canceled. Bukan karena not-in-the-mood lagi melainkan karena ada hal lain yang menurut saya more interesting to do.

Anyways, sebelum lanjut, jadi teringat ‘joke of yesterday’.

Setting tempat: di rumah seorang warga di kota kecil
Setting waktu: tengah malam hampir pukul satu pagi
Seorang bawahan sedang berbicara di telepon. Tepat di sebelahnya, bos besar yang sewajarnya dipanggil ‘Dan!’ (cara singkat menyebut ’komandan’) sedang berkicau sehingga si bawahan yang sedang menelpon merasa terganggu.
”Dan!..... Diem, Dan!!!!!”

Kalo aku yang jadi komandannya... wis tak bejek2!!!!

OK OK, ga penting...

So... I woke up about 7. No, maybe it was 8. Or 9? Not clearly remember. Jam 9 ada SMS dari bertalita, “Rora. Jgn maem dulu y. Qta maem d fkm aj. Jam 10 d halte fkm”. Ya, malamnya saya sudah buat janji dengan calon arkeolog ini untuk bertemu di FKM demi menjalankan suatu misi pencarian jati diri, mengungkap rahasia yang terbenam selama dua puluh satu tahun kehidupan kami berdua, yaitu pemeriksaan golongan darah.

Udah jam 9. Si Bertuz pasti on-time.
Padahal gw belom keramas. Udahlah besok aja keramasnya.


Selesai mandi dan bersiap-siap dua makhluk datang ke kos yang artinya saya tidak perlu sendirian ke FKM. Asik asik asik. Sayangnya si margecong mau makan di Kutek, jadi ya dia harus makan sendirian. Sampai di halte FKM jam sepuluh lewat banyak tapi muka bertalita sepertinya ga sepet2 banget. Panggilan alam untuk mengisi perut teramat dahsyat, kami pun langsung menuju kantin (kecuali si patresiong yang notabene tuan rumah). Nice one, saya dan bertalita ternyata setipe, tidak ada di antara kami berdua yang mau memesan makanan karena sudah tau bahwa cara mesen makanan di kantin fakultas ini rada2 aneh dan kami sama sekali tidak tau bagaimana sich prosedurnyaaaaa....

Hampir setengah jam berlalu tapi kenapa patresiong tak kunjung dateng?
”Tre, lo di mana?”
”Di lab... ”
”Eh ini gimana???”
”Ya lo langsung aja ke gedung A, tar di lobby,,,,,,”
”Bukan,,, gw di kantin. Ni gimana caranya??”
”Ohhh... ya udah deh, gw turun..”

Ternyata cara memesan makanan di sini adalah dengan menghampiri kasir, sebut mau makan apa, bayar, lalu diberi kupon ga jelas, lalu kita serahkan kupon ke counter yang makanannya kita pesan kemudian menunggu makanan diantar ke meja kita kalau beruntung, karena kalau tidak beruntung ya harus bolak-balik ke counter makanan to serve yourself.

”Nasi rawon”
”Nasi rawonnya GAK ADA!”
”Sate kambing deh...”
”adanya SATE AYAM!”
”hah? Ya udah, sate ayam aja...”
”Minumnya?”
”Es teh manis”
”tujuh ribu”
(menyodorkan selembar uang seratus ribu dan dua lembar uang seribu)
”UANGNYA YANG KECIL AJA YA MBAK!”
”Gak ada, beneran,,,, ” (sambil tersenyum kecut)

”Tre, gak ada yang lebih ramah apa dari dia? Bukan mahasiswa ya?”
Kesel ajah... belom pernah nemu orang kantin di UI yang sesangar itu, huhuhu... (Tolong jangan hanya dinilai dari kalimat2nya tapi digabung dengan tatapan serta nada bicaranya)

Makan udah. Siap deh periksa darah...

Pekan sehat. Kalo tidak salah, itu nama acaranya. Lumayan, dengan delapan ribu rupiah bisa cek golongan darah plus dapet kartunya. Ada juga posko periksa tulang dan konsultasi gizi. Saya takut jarum suntik, hiiiii... Tapi tadi gak sakit kok =)

Hasilnya? A+ (A rhesus +), wah... andaikan itu nilai kuliah ya... Setelah saya, giliran bertalita. Ternyata dia lebih parah dari saya, tangannya dingin buanget waktu mau diambil darahnya, hohoho…. Surprisingly, hasilnya sama dengan saya.

Sebenernya bertalita juga berencana periksa tulang namun apa daya ia ada acara lain di fakultas. So... hanya saya, patresiong dan wincrut yang baru saja selesai kuliah yang mau uji tulang ini. Antrian periksa tulang lumayan panjang. Lepas sepatu kaki kanan, letakkan di atas alatnya, disemprot dua kali dengan cairan yang saya tidak tau apa namanya, lalu alatnya bekerja dan kaki saya terasa ngilu2.

”Mbak, masih bagus. Ini artinya di risiko rendah. Terus dijaga ya...”
- mengangguk -
”Untuk mencegah osteoporosis, Mbak bisa minum dua gelas ANLENE Actifit setiap hari”
”Yang Actifit ya?” (Setengah basa-basi, setengah bertanya)
”Iya. Mbak suka minum kopi?”
”Kadang-kadang...”
”Kalau kadang-kadang gak apa2. Jangan lupa banyak makan sayur dan mineral. Lalu Mbak bisa periksa lagi enam bulan ke depan.”
”Makasih....”

Gak seru nih....

Sampai akhirnya patresiong dan wincrut kelar periksa tulang dan memaparkan hasil masing2. Dua2nya berada di risiko sedang, bedanya si wincrut ada di perbatasan ke risiko tinggi. Hasil periksa ini cukup membuat heboh karena memicu pembicaraan sebagai berikut:

”Dari mana hukumnya???? Gw lebih banyak jalan kaki! Gw ke kampus naik bikun, tiap pagi gw lari ngejar2 bikun, si Ola selalu ngojek...”
First point dan saya tertawa...
“Gw lewat tangga kalau ke lantai empat, si Ola naik lift!”
Dan tawa saya semakin terbahak...
”Jelas2 gw lebih rajin minum susu dari pada si Ola!”
Ups... bener juga. Saking gemesnya, lalu saya tambahkan, ”Ada lagi Ce, gw kalo pulang kampus biasanya nebeng, jadi jalan ke kos dari arah PoKar sedangkan lo dari PoKus...”
”Tuh kannnn... masa’ bisa2nya tulang gw yang keropos????”

Usai membahas tulang keropos, kami mencari hotspot di FKM. Add-drop IRS dua makhluk itu. Siangnya patresiong ada kuliah dan tumben2nya dia masuk kelas. Tinggal saya dan wincrut. Perjalanan dilanjutkan ke GKFM. Ngapain? Wincrut bersihin gigi sedangkan saya daftar perdana sekaligus mau periksa gigi.


Gila... dah lama banget gw ga masuk di ruang dokter gigi apalagi duduk di kursi maut ituuuuu...


”Ada keluhan apa?”
”Gak ada sich. Cuma mau periksa aja karena belom pernah.”
”Hmmm, ini gigi belum pernah di-apa2in ya? Belum pernah ditambal..”
”Iya”
”Graham bungsunya belum keliatan. Ini ada yang hitam, kalo yang ini dan ini warnanya aja tapi kalau yang ini emailnya pecah jadi harus ditambal. Suka ngilu ga yang ini?”
”Enggak”
”Kalo gitu langsung ditambal aja ya sebelum ada keluhan lanjutan?”
”Iya”
Selebihnya, si dokter hanya berkata ”kumur”, ”kumur”, ”kumur”... ”itu ada tisu”, ”itu cerminnya”...

Setelah beliau menawarkan tisu dan cermin, wajar donk kalau saya kira sudah selesai.


Tapi kok ni kursi masih ketutup seperti tidak mempersilakan untuk berdiri dari kursi maut ini....


Lalu saya berdiri dan menuju ke arah dokter

”Lho belum... ditambel aja belum...”

T___T

Truz dari tadi ngapain aja???

”Satu jam jangan makan dulu, kalau ada keluhan dateng aja, kalau mau priksa tambelannya enam bulan lagi”

Sebelum meninggalkan GKFM, numpang nimbang dulu. Dan yaaaaaaa.... tak ada perubahan. Statis di 49. Bagaimana inihhhh???

Karena saya lapar dan cuma mau makan mie ayam, baru 15 menit ditambal dan saya langsung makan. Tapi ya cuma pakai geraham kiri, ga berani juga kalau mengunyah dengan gigi yang baru ditambal.


Periksa golongan darah, udah
Periksa tulang, udah
Periksa gigi, udah
Nimbang, udah
What’s next?


Nonton final Spare. Yooo... mari kita nonton final futsal dan perebutan juara tiga. Waktu perebutan juara tiga tidak begitu seru karena saya tidak berpihak. PNJ lawan Perbanas. Bahkan saya tidak ingat yang mana yang tadi akhirnya jadi juara tiga. Diselingi dengan couching triger hidden dragon dari Bung Den, kemudian dilanjutkan oleh pertandingan final antara UKOR UI melawan BSI.

Dua puluh menit pertama dengan amat sangat menyedihkan UI dibantai 3-0. Saat itu yang bisa saya simpulkan, kiper UI mainnya jelek, tapi ternyata ada pembelaan yang menyatakan bahwa sang kiper sedang sakit. Di lain pihak, kiper BSI main bagus banget. Hummm...

Waktu 1-0, masih biasa. 2-0 masih bisa teriak2. 3-0, lemeslah supporter UI.

Masuk ke dua puluh menit kedua. Tau2 dalam satu menit UI mencetak 2 gol, yuhuuuuu,,, hebohlah seisi dunia. Tapi apa mau dikata, akhirnya UI dikalahkan oleh juara bertahan dengan skor 6-3. My opinion, UI main biasa aja, kiper UI jelek, BSI main bagus (kecuali satu pemain menyebalkan yang pakai sepatu ’silau men!’), kiper BSI keren. So, 6-3 adalah harga yang WAJAR.

Oh ya,,, waktu pertandingan, minta seteguk fruit tea nya patresiong dan .... di tempat tambalan langsung terasa ngiluuuuuuuuuuuuu banget. Dokter harus tanggung jawab!! Saya ga pernah ngilu sebelumnya!! Kenapa ini jadi ngilu banget???!!!

Usai pertandingan kami berjalan menuju Margo City. Pas mau nyebrang rel, ada kereta ekonomi. Sampai di situ masih fine, toh kami sebagai pejalan kaki masih bisa menunggu. Yang MENYEBALKAN adalah... orang2 gila yang tak sayang nyawa itu.... yang duduk di atas kereta... dengan semena-mena buang sampah dengan sengaja ke kepala kami para manusia baik-baik yang hendak melintasi rel itu. EDAN!

Sampai di Margo ketemu Adoen. I asked his favor the day before. Berhubung beliau adalah penghuni Depok, dan kebetulan juga tau cara menuju rumah supervisor saya, maka... saya minta tolong untuk diantar sampai komplek yang terhormat bapak supervisor. Patresiong dan wincrut menemani saya dan di mobil itu ada juga ibunda dan abang Adoen-kun. Sepanjang perjalanan saya bertanya tentang hasil pertemuan Adoen dengan Bu Mirna. Guess what? Topik music retrieval beneran dibuka lho!!! Yang artinya siang nanti saya akan jadi pasien selanjutnya ya Bu! Hatiku berbinar....

Rumah bapak supervisor ternyata jauh di dalam komplek. Dengan cerdasnya dua rekan saya menyarankan supaya saya saja yang masuk dengan ojek dan mereka berdua akan menunggu di satpam depan. Pertemuan dengan supervisor sangat singkat karena agendanya memang hanya mengembalikan GSM modem. Agenda tambahan adalah berkenalan dengan istri dan anak2nya. Begitu saya kembali ke pos satpam, nah lho... ada dua satpam baru di sana, hahaha... Dua wanita duduk manis di depan TV satpam menyaksikan serial Heroes, halah....

Agak lama juga kami menunggu angkot dan baru sampai di tanah Kutek sekitar pukul delapan malam. Seusai makan malam saya menghabiskan empat episode Commander In Chief (sampai episod terakhir). Ternyata yang diputar di Metro itu sudah semuanya. Dengan kata lain, ending-nya memang GANTUNG. Sayang sekali... padahal serial ini benar2 mantab. Penuh konflik, taktik, romance, dan touching. Tapi kenapa ending-nya harus seperti itu???

OK lah... Ditunjukkan bahwa Mac didukung banyak orang, Mac dan Nathan maju untuk pemilu berikut, Jim menerima posisi wapres, Dicky dipecat dan beralih mendukung Nathan, Becca bertemu pacar virtualnya, so??? GANTUNG banget.... T___T

Untungnya setiap episod serial ini ada maknanya, jadi setidaknya tetap berkesan di hati =)

Oh ya....
Selain ’joke of yesterday’, ada juga niy ‘quote of yesterday’ dari Mac,
“You have crossed the line with me and there’s no going back”

Another one from Mac,
“If not us, then who? If not now, then when?”

Hari sudah malam… Salah, sudah pagi. Padahal pagi ini saya ada kuliah jam 8 dan baru akan berakhir jam 9 malam. Fufufufufu... kuat ga ya???

At last...
For those who already contacted me asking to cooperate, please give me some times. I haven’t made any decision yet. I want to play nicely to gain no regret. And please think twice, do you really want to do it (with me)?

eh eh eh...
watashi no koukou nihon go no sensei wa Endang sensei desu
ima, nihon go no sensei namae mo Endang desu, hahaha...

upz... Endang ding... =P
posted by Ra! @ 17:39  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home